Nekara merupakan sebuah benda kebudayaan yang terbuat
dari perunggu. Bentuknya sebuah dandang yang tertelungkup. Nekara berfungsi
sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya hujan dan sebagai genderang perang.
Untuk upacara memohon turunnya hujan, nekara itu dipukul – pukul dengan sekuat
tenaga oleh sekelompok masyarakat, begitu pula untuk gendreang perang, nekara
juga dipukul dengan sekuat – kuatnya. Semakin kuat pukulan pada nekara itu,
semakin bersemangat para prajurit untuk berperang, dan sebaliknya semakin lemah
pukulan pada nekara itu, maka
semangat perang semakin menurun.
Nekara
dihias beraneka ragam dengan berbagai pola, pola binatang, pola tumbuhan, dan
lain – lain. Nekara banyak ditemukan pada daerah Indonesia bagian timur, yaitu
Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Selayar, Papua. Nekara yang ditemukan di Bali
sampai sekarang masih disimpan di Pura Penataran Sasih, Desa Pejeng, Gianyar.
Nekara tersebut begaris tengah 160 cm dan inggi 198 cm. Rakyat setempat
menyebut nekara itu dengan nama “Bulan Pejeng”. Nekara itu sampai sekarang
masih dipuja oleh masyarakat. Oleh karena, tidak setiap waktu orang dapat
melihatnya, karena nekara itu dianggap suci.
Nekara terbesar di Asia
Tenggara berhasil ditemukan oleh para ahli di pulau Selayar (Sulawesi
Selatan) dan sering disebut sebagai Gong Nekara. Nekara yang terkecil disebut moko. Moko sering dianggap
keramat dan bahkan dijadikan sebagai mas
kawin pada tradisi upacara perkawinan di daerah Nusa Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar